Apr 3, 2006

Seandainya bukan ExxonMobil...

Tulisan Ralph Nader yang terbaru agak lain dibandingkan kebanyakan karya dia akhir-akhir ini, yang berupa kritik atau ulasan atas isu-isu hangat yang muncul terutama di arena politik Amerika Serikat. Kali ini dia menulis surat terbuka kepada chairman ExxonMobil yang baru, Rex Tillerson.

Sayang sekali tidak disinggung di situ mengenai Blok Cepu yang akan diserahkan sepenuhnya operatorshipnya ke ExxonMobil setelah melalui proses tarik ulur yang alot dan panjang. Tetapi kandungan surat terbuka Nader ini sudah cukup untuk menyadarkan pembaca akan kuatnya pengaruh raksasa minyak dunia dari Houston ini.

Cukup panjang daftar andil (baca: dosa) ExxonMobil dalam pengambilan keputusan serta peristiwa-peristiwa bisnis, politik dan lingkungan, dari mulai soal ExxonValdez, global warming, Aceh, dan masih banyak lagi. Check out http://exposeexxon.com for more facts.

So, kembali ke judul tulisan ini... Seandainya bukan ExxonMobil, apakah mungkin sebuah perusahaan yang di-hired Pertamina untuk technical assistance contract (TAC) semata bisa menjadi operator dan main partner setelah blok yang bersangkutan diubah (paksa) statusnya menjadi sebuah production sharing contract (PSC)?

ExxonMobil masuk ke Blok Cepu melalui anak perusahaannya, Ampolex, pada tahun 1997 setelah Humpuss Patra Gas melepas sahamnya di TAC blok Cepu. TAC ini akan selesai kontraknya pada tahun 2010, dimana setelah itu akan menjadi milik Pertamina 100%.

Setelah mendapati cadangan minyak dan gas bumi yang besar di situ (lebih dari 1 milyar barrel minyak dan sekitar 2 tcf gas), ExxonMobil ngotot untuk mempertahankan kehadirannya, bahkan berusaha mengubah status area itu menjadi PSC dimana dia menjadi operatornya sampai at least 30 tahun mendatang.

Mungkinkah ini terjadi seandainya bukan ExxonMobil yang terlibat di dalamnya? Mungkin saja tidak dan tentunya pemerintah Indonesia masih cukup berwibawa untuk menolak tuntutan yang mengada-ada, kecuali kalau itu datangnya dari salah satu kontributor terbesar dalam kampanye partainya Bush (Republik) serta one of the top all-time donors di bidang lobi-lobi legislatif di Amerika Serikat.

1 comment:

isnan said...

Sudah saatnya orang lain mengetahui apa yang kita kerjakan mas......mari kita cerahkan masa depan negeri kita