Jan 27, 2008

Tuhan 1, Pak Harto 0

Setelah beberapa minggu di bulan Januari ini bergulat dengan ketidakpastian ujung hidupnya di tangan malaikat maut yang menunggu perintah akhir dari Sang Pencipta untuk menyudahi penderitaannya di dunia fana, akhirnya hari ini pak Harto kembali sepenuh nyawa, raga, amal dan dosanya menghadap kepada Yang Maha Adil, Sang Pemilik Alam Semesta.

Ketika raga meregang menahan sakit luar biasa melepas nyawa kembali kepada Yang Maha Kuasa, tak semestinya ada sesal dan sebal dari kita manusia yang ditinggalkannya yang merasa pengadilan buat pak Harto di dunia belum ditegakkan seadil-adilnya karena itu sama dengan mempertanyakan keputusan Tuhan. Karena pengadilan manusia oleh manusia lainnya, sekalipun andaikata ada 1000 pengadil yang disebut sebagai para Hakim Agung, tak akan pernah mencapai tingkatan adil yang sejati. Apalagi untuk pribadi sekompleks pak Harto dengan jasa-jasanya yang tidak bisa dipungkiri besarnya bagi negara, bangsa dan rakyat Indonesia. Demikian pula dengan kejahatan serta dosa-dosa beliau yang sayangnya peradilan di Indonesia telah gagal membuktikannya sampai akhir hayat beliau... sesulit menemukan segunung bangkai dan membuktikan kewujudannya meski mereka sendiri bisa mencium bau busuknya.

Hanya waktu yang akan menentukan bagaimana kita menempatkan pak Harto dalam bingkai sejarah bangsa dan mungkin dunia. Apakah beliau benar-benar salah satu putra terbaik bangsa ataukah beliau akan diingat sepanjang jaman dalam wacana sejarah sebagai pemimpin bertangan besi yang selalu tersenyum sementara tangan beliau penuh darah dan dosa khianat atas kepercayaan rakyat?

Untuk pendukung setia maupun mantan korban serta musuh pak Harto, perlu disadari bahwa jilid satu babak kehidupan beliau sudah selesai dan tidak bisa lagi ditulis ulang. Babak kedua yang berisi pengadilan sejati dan seadil-adilnya atas peran beliau di babak satu kehidupannya di dunia sedang dan hanya bisa ditulis oleh Sang Khalik. Tuhan tak pernah tidur, demikian pula para malaikat pencatat amal dan dosa suruhanNya. Juga neraca akhirat tak pernah perlu ditera ulang. Satu butir pasir halus amal akan tertulis rapi di rapor semua manusia, begitu pula satu atom dosa yang kasat mata manusia pasti akan tertangkap tinta merah pena malaikat pencatat.

Bagi yang merasa bahwa kematian telah meloloskan pak Harto dari pengadilan di dunia, ingatlah bahwa pengadilan di alam baka adalah yang paling sempurna keadilannya dan tidak ada yang bisa lepas darinya. Sementara yang sekarang berlomba mengantar tribut serta mencoba memperbaiki nama baik beliau, ingatlah bahwa semuanya tak akan ada gunanya. Hanya kemahabijakan Tuhan yang menentukan tempat akhir yang paling tepat untuk pak Harto... bukan dalam bingkai sejarah bangsa atau dunia yang fana semata, tapi dalam alam kekal yang wujud bersama kehadiranNya.

Selamat jalan pak Harto. Innalillahi wa inna ilaihi roojiuun...